Skip to main content

Suara-Suara di Kepala

Satu hari di bulan Juni, ada seorang teman yang bertanya kepadaku kenapa sekarang aku jadi pendiam? Bukannya dari dulu gitu. Katanya suka bicara dan berdiskusi? Nyatanya aku lebih senang mendengar dan bertanya.

Hi teman bicara, tempatnya berbagi pikiran dan keresahan. Kenapa ya belakangan ini aku merasa berlebihan? Sebentar, memangnya kamu sudah punya teman? Anggaplah sudah. 

Oke lanjut. Ada banyak hal sepele yang terlalu kupikirkan yang justru membuatku semakin merasa cemas dan gelisah. Perasaan-perasaan tidak jelas itu sering muncul dan mengganggu pikiranku. Mungkin karena ada perubahan dengan rutinitasku sekarang atau mungkin karena planet kita sedang kedatangan monster, jadi manusia susah kemana-mana. Takut.

Akhirnya menjadi beban bagi sebagian orang yang sedang mencoba beradaptasi. Sedang berusaha menerima dirinya di lingkungan yang baru. Perasaanku sering up and down. Bisa sangat senang karena satu hal juga bisa sangat sedih karena hal kecil. Mood-ku mudah hancur, padahal aku tipe manusia yang mampu mengontrol emosiku dengan baik. Iya, itu kataku untuk ku. 

Gelisah tanpa sebab, perasaan khawatir yang datang berlebihan. Kalau ku hubungankan ini dengan agama mungkin aku harus banyak beristigfar, banyak beribadah. Kalau ku hubungkan ini dengan psikis mungkin aku butuh hiburan, butuh jalan-jalan. Dan kalau ku hubungankan ini dengan hal lainnya. Tentu, tidak akan pernah selesai selalu bisa dikaitkan. 

Aku pernah membaca sebuah artikel yang isinya relate dengan perasaanku sekarang. Kamu butuh ketenangan. Wkwkwk galau ya?

Aku berharap keresahan-keresahan ini hanya bersifat sementara. Karena sesuatu yang bahagia pun tidak akan selamanya bahagia eh, begitu pun sesuatu yang sedih tidak akan selamanya sedih. Aku tahu, banyak bersyukur adalah kuncinya tapi gimana caranya? Jiah, pertanyaan macam apa ini.

Karena pada dasarnya saat manusia merasa bingung mereka bisa tiba-tiba linglung. Padahal tahu tapi seperti membodohkan diri sendiri. 

Lega rasanya sudah melepas suara-suara di kepala. Mungkin postingan ini pada akhirnya terlihat narsistik karena si penulis hanya menyampaikan kebingungannya saja, ketidakjelasannya juga. Hahaha, suka sekali mempublikasikan keresahan. Tapi tetap berharap ada nilai baik yang bisa diambil meskipun hanya secuil.

© ardidapb

Comments

Popular posts from this blog

Biar Tangan Berkata

  Banyak diam bukan menunggu di tanya Tak banyak bicara bukan tak bisa cerita Mengapa riuh diluar sana Memangnya salah dengan caranya Lalu bingung dan bertanya-tanya Barulah sadar ternyata gaduh tanpa kabar Tidak semua harus di bagi ke dunia maya Yang hilang hanya virtual nya saja Mudah sekali menilai segala sesuatunya Jadi bolehkah tidak terima Ternyata asumsimu salah Tapi ah tak usah lah Kan, tidak pernah berbagi suara Tidak saling memberi tahu apa maksudnya Nasihat datang begitu saja  Padahal minta pun tidak  Eh, ada loh tata caranya Kata-kata indah akan terdengar aneh Saat di lempar tapi malah tertampar Heran kenapa gitu jadinya Dengar dulu sebelum banyak menilai Tanyakan lagi apa cukup dengan mendengar Mungkin saja yang dicari hanya ruang Bukan tisu, kuping atau bahu Manusia tak suka luka Tapi kadang suka meluka Jadi susah memahaminya Hanya gara-gara tak banyak bicara Biar tangan yang berkata © ardidapb

Simpan Sunyi

"Simpan sunyi lahir dari sebuah keresahan yang mewakili banyak perasaan. Mencoba menyelami artinya merasa. Tentang menyampaikan apa yang ingin disampaikan, sekalipun itu tidak terdengar dan terlihat ambigu. Siapa peduli, katakan saja". Kali ini simpan sunyi hadir di tumblr setelah pindah dari Instagram. Alasannya simpan sunyi pindah ke aplikasi ini karena merasa menemukan kenyamanan, lebih sunyi. Selain mencoba sesuatu yang baru alasan pindah juga karena masalah teknis.  Di Instagram simpan sunyi di posting agak irit alias sedikit karena memang dalam bentuk pictures . Jadi, rencananya pindah ke tumblr mudah-mudahan bisa lebih bebas berekspresi. Lebih leluasa, agar fokus ke apa yang ingin ditulis bukan ke feed- nya saja. Kadang suka pusing mikirin hal-hal kecil yang ternyata ribet.  Di tumblr simpan sunyi belajar buat go public gak ada cerita gembok-gembok akun seperti di Instagram. Bukan apa-apa usernya pemalu. Ada pesan dari para senior baiknya karya di publ...