Lalu singgah di gubuk tua di malam hari
Tempatnya kecil namun berapi, sehingga hangat juga terang
Mengintip ia lewat bilik-bilik dinding
Diluar hujan dan anginnya kencang
Sendirian merungkuk, memeluk lutut
Sembari berdoa memohon reda.
"Tuhan jangan kau buat apinya mati. Aku takut gelap, mataku juga rabun"
Pintanya gelisah.
Belum sempat ia sampaikan doa yang lain
Air turun dari atap yang bocor
"Kenapa?"
Tanyanya takut sambil menangis
Tungku pun padam dan gelap gulita
Keluar ia mencari cahaya bulan
Tiba-tiba petir menghantam gubuknya
Hancurlah sudah sampai seisi-isinya
Hanya diam mematung menyaksikan semua
"Kau tahu aku diminta keluar karena petir datang"
Dan
"Kau tahu di luar pun gelap aku kehujanan"
Ketakutan membuat rasa syukurnya hilang
"Aku sendirian"
"Aku kebingungan"
"Kau tahu apa yang harus ku lakukan?"
Tanyanya pada seekor katak yang diam
Katak itu lompat mendengar suara guntur kembali muncul.
Tangisnya semakin pecah
Menjadi doa dan harapan yang paling pasrah
Sampai akhirnya hujan pun reda
Guntur sudah tidak ada
Langit terang karena pagi datang
Diusapnya air mata berlinang
"Jangan jadi nyata..."
Ini bukan cerita sedih, ini hanya mimpi buruk
Dicarinya seseorang, yang menjadikannya tenang dan tidak ketakutan.
"Bu aku rindu"
Katanya lirih sambil bersimpuh.
© ardidapb
Comments
Post a Comment