Hi Ran, gimana kabarnya? Udah hampir setahun kita enggak ketemuan. Batam - Cilegon jauh ya. Andai aku punya pintu Doraemon. Mungkin tiap hari aku main kesana, tapi sayangnya itu musrik dan aku gak percaya. Jadi ingat kata-katamu ran. "Waktu berlalu begitu cepat dan kita gak pernah tau apa yang bakal terjadi di masa depan" Tahun 2020 terlalu ekstrem untuk di narasikan. Jadi, aku bukan mau cerita tentang si monster yang udah bikin banyak orang merasa kehilangan. Tapi mau cerita tentang jalan-jalan kita ke Malaysia tahun lalu. Mau ingat yang seru-serunya aja. Biar lunas juga hutang posting ceritanya haha.
Bulan Juni 2019, sebelum aku pulang ke Cilegon di akhir tahun. Kita berencana traveling ke Kuala Lumpur. Senang banget, karena itu pertama kalinya kita pergi ke Malaysia. Ingat gak ran? Kita ngadain meeting hampir tiap minggu saking excited nya kita juga punya catatannya masing-masing. Mulai dari penginapan, transportasi, tempat wisata, estimasi biaya sampai ke ramalan cuaca.
Hari Kesatu
Jam 7 pagi di hari Jumat yang gerimis. Kami pergi ke Malaysia lewat Harbour Bay Batam Center menuju Putri Harbour Johor Baharu, sekitar 2.5 jam perjalanan. Dan 30 menit ke Larkin Sentral menggunakan bus gratis dari pelabuhan. Disana kami beli makan siang, kartu perdana dan tiket bus tujuan Kuala Lumpur. Dari Larkin, lanjut lagi sekitar 7 jam perjalanan lewat toll dan dua kali berhenti untuk istirahat. Kemudian kami tiba di TBS, Kuala Lumpur sekitar jam 8 malam. Lanjut lagi ke hotel menggunakan Grab selama 30 menit.
Dan itu adalah perjalanan terpanjang sekaligus tidur terbanyak yang pernah aku dapatkan di Malaysia wkwk. Oiya, sinyal internet mereka di toll kencang banget dan stabil.
Setelah bersih-bersih dan merapikan barang bawaan. Kami pergi untuk jalan-jalan di sekitar hotel. Lokasi Travelodge hotel termasuk yang strategis. Karena dekat dengan Petaling Street, Shuttle Bus, MRT Station dan KL Central Market. (Thank you Ranti yang udah cari diskon dan kemudahan aksesnya, good job).
Hari Kedua
Kami jalan-jalan ke dalam KLCC Mall dan pergi ke taman yang ada jogging track nya. Sayang, cuma tiga hari di Malaysia coba kalau seminggu. Aku mau lari pagi di sana, pasti seru. Sumpah teduh, luas dan rimbun. Setelah ambil foto dan keliling. Kami segera pergi ke Tean Hou Temple menggunakan Grab.
Malamnya kami pergi ke Twin Tower. Tapi sebelum kesana kami makan malam dulu di food truck. Katanya sih tempat nongkrongnya anak-anak millenial. Tapi waktu itu lagi sepi cuma beberapa truck aja yang buka. Oiya, aku sama Ranti rada heran kenapa ya di Malaysia, mereka jual minuman atau makanan dengan porsi yang cukup banyak tapi harganya terjangkau. Kalau di pikir-pikir lebih murah dari harga jual di Indonesia. Setelah aku cari tahu ternyata memang harga bahan pokok mereka di kontrol ketat sama pemerintah dan ada beberapa yang bersubsidi. Ternyata juga mereka harus mencantumkan harga di sebelah produknya. Makanya gak perlu repot-repot tanya berapa harganya karena kita bisa lihat sendiri sekecil apapun bentuk usahanya. Ternyata itu juga cara mereka untuk menarik minat turis. Dan bisa-bisanya kami gak foto disana karena sibuk makan haha.
Akhirnya kami nemu station dan ternyata drama gak berhenti sampai disitu. Udah sampai sana. Kami ragu jadi nyebrang ke platform sebelah karena kami kira salah tujuan. Udah masuk tuh ke LRT yang baru datang. Terus si Ranti bilang "Salah... salah..." Akhirnya keluar lagi secepat kilat wkwk. Terus nyebrang lagi ke tempat yang tadi. Tapi udah ketinggalan. Jadi kami nunggu yang terakhir untung masih ada. Udah kayak di film-film horor serius. Suasananya sunyi dan mencekam. Di Station itu cuma kami berdua. LRT terakhir pun datang dan bawa kami ke KL Sentral.
Jam menunjukkan pukul 12 malam, LRT sudah habis, nah loh! Baru juga ganti station malah keburu tutup duluan. Udah gitu Ranti di samperin bapak-bapak yang mau pinjam handphonenya. Tapi aku tarik dia biar menjauh dari orang itu. Kaki bapak itu luka dan dia minta sambil marah-marah. Itu yang paling aku gak suka, caranya kasar. Disana ada beberapa turis juga dari Indonesia. Kami kejebak di station dan petugas datang bantu keluarkan kami lewat pintu darurat. Akhirnya kami pulang pakai Grab dan sampai juga ke hotel. Alhamdulillah.
Hari Ketiga
Kami bertemu dengan satu keluarga turis asal Indonesia di station Pasar Seni. MRT Station nya udah gak terpakai. Jadi cuma drop penumpang aja. Terus kita saling ngobrol sambil nyari-nyari pintu keluarnya. Mereka dari Jakarta dan kami dari Batam. Dan anaknya nanya. "Yah, Batam itu di mana?" Kami senyum terus ayahnya bilang "Di Kepulauan Seribu" Aku sama Ranti auto saling lirik. Mau ketawa takut dosa. Mau membetulkan tapi gak kuat. Jadi kami pilih diam dan berharap suatu saat sang anak tau Batam itu ada di Kepulauan Riau, nak.
Akhirnya kami tidak tersesat lagi karena pas keluar kami lihat hotel kami wkwk.
Sekalian deh mampir ke KL Central Market buat beli makan siang dan beli oleh-oleh Milonya Malaysia. Disana kami juga coba Laksa. Enak, murah dan banyak hahaha. Dan kita sedikit menyesal setelah tahu harga milo di pelabuhan Johor ternyata lebih murah.
Malamnya kami pergi ke Bukit Bintang, tapi mampir dulu ke Central Market buat beli makan malam.
Nah ini dia penampakan bus gratis yang banyak lewat, tapi sering penuh tiap malam. Karena banyak peminatnya. Iyalah kan gratis.
Yah... Malam terakhir di Malaysia besok pagi kami udah pulang. Kami menikmati musik-musik dari musisi jalanan. Ada yang lapaknya sepi dan rame. Ada yang nyanyi sambil akustikan, ada yang pakai band. Dan ada juga yang cuma main instrumen. Sebisa mungkin kami tonton dan kasih apresiasi. Kami suka jalan-jalan malam itu. Kami suka ke tempat-tempat baru, kami suka mempelajari hal-hal baru, yang unik dan bernilai seni. Aku sama Ranti emang jarang banget banyak bicara kalau lagi jalan-jalan tapi kayak udah punya frekuensinya masing-masing tanpa harus di jelasin. Bagus enggaknya, keren enggaknya. Kami sama-sama tahu meskipun kadang suka beda pendapat. Yang perlu kami lakukan adalah menikmati setiap momennya.
Terimakasih Kuala Lumpur sudah buat cerita liburan kami berkesan tahun lalu. Thanks ya ran. Senang rasanya kita bisa kenal dan berteman baik. Berawal dari dompetku yang hilang di toilet kampus dan katanya aku mirip sahabatmu yang ada di Medan haha. Setiap momen unik, sedih, lucu, keren, memalukan yang kita lewati kemarin sekarang udah jadi kenangan. Miss you Ran... Sampai ketemu di Bandung kita traveling disana. Aamiin :)
Foto : rantiangg, ardidapb
Text : ardidapb
Aaaaa aku terharu bacanya dan jadi nostalgia 🥺.....
ReplyDeletePonty thankyou yaa udah bikin cerita traveling kita dgn bahasa yg ringan dan seolah-olah ya lgi curhat aja kita berdua. Pokoknya kita harus traveling lagi berdua!!! (Next destination :Bandung). Miss you ponty 🤗💙
Aamiin... ayok ran ðŸ˜
ReplyDelete