"Ada banyak hal yang ingin aku sampaikan, tapi ah sudah lah"
"Ada banyak hal yang tidak sesuai dengan pandanganku tapi ah tak usah lah"
Aku sering menghadapi situasi seperti itu berkelahi dengan pikiranku sendiri dan menahan pendapatku terhadap pendapat orang lain. Merasa ragu dan kurang percaya diri, tapi terkadang bukan itu masalahnya. Aku perlu menemukan kecocokan terlebih dahulu dengan siapa aku berargumen bukan karena ada kesamaan pendapat. Boleh berbeda, maksudku cara berpikir tetaplah terbuka jika tidak nanti jadi sia-sia.
Bisa ricuh, apalagi jika lawan bicaraku itu adalah tipe close minded. Karena aku sendiri adalah tipe open minded yang punya pemikiran praktis dan sering menghindari konflik. Meskipun aku sadar kebiasaan diam tidaklah baik tapi daripada bicara sembarangan, di tambah tidak tepat sasaran tidak lebih baik juga kan.
Bisa ricuh, apalagi jika lawan bicaraku itu adalah tipe close minded. Karena aku sendiri adalah tipe open minded yang punya pemikiran praktis dan sering menghindari konflik. Meskipun aku sadar kebiasaan diam tidaklah baik tapi daripada bicara sembarangan, di tambah tidak tepat sasaran tidak lebih baik juga kan.
Akhirnya orang-orang sepertiku mencoba mencari mereka yang enak diajak bicara pelan-pelan. Seperti tipe santai tapi berbobot bukan yang menggebu-gebu tapi kosong.
Itulah mengapa aku sering menonaktifkan akun social mediaku seperti maaf, Facebook sudah berulang kali aku menutup akun itu. Meskipun belum ada rencana untuk menghapusnya. Bermula dari banyaknya berita yang sembarangan di tag, di share memenuhi berandaku tentang apapun. Lalu kita sama-sama mengisi pendapat atau yang mengerti bermaksud mengingatkan karena ada pemahaman yang menurutku keliru. Yang terjadi aku malah terjebak pada perdebatan yang menurutku toxic.
Sehingga kemudian aku memilih menjadi silent reader atau menonaktifkan akunku kembali. Jujur aku sendiri merasa khawatir peristiwa itu bisa saja memberi dampak negatif untuk kedepannya. Ternyata banyak lho, diantara kita yang masih sulit menerima perbedaan. Dari sebuah ketidaksetujuan yang seharusnya bisa di sikapi dengan kepala dingin dan logis saja.
Sehingga kemudian aku memilih menjadi silent reader atau menonaktifkan akunku kembali. Jujur aku sendiri merasa khawatir peristiwa itu bisa saja memberi dampak negatif untuk kedepannya. Ternyata banyak lho, diantara kita yang masih sulit menerima perbedaan. Dari sebuah ketidaksetujuan yang seharusnya bisa di sikapi dengan kepala dingin dan logis saja.
Aku berharap suatu saat nanti kita bisa saling memberi ruang. Salah satunya adalah dengan mendengarkan. Cara sederhana untuk saling menghargai. Supaya mereka yang punya pendapat lain atau bahkan bagus bisa lebih speak up tanpa lagi khawatir dengan argumentasi bersyarat. Ya, selama itu positif dan bisa di pertanggung jawabkan aku rasa sah-sah saja.
© ardidapb
© ardidapb
Comments
Post a Comment