Skip to main content

Jangan Berlarut


Semua orang pernah di hadapkan pada sebuah masalah. Ada yang ringan, ada yang biasa saja dan ada juga yang berat menurutnya.  

Mulai dari pertanyaan nyolot,
"Kenapa harus aku orangnya, kok gak adil banget sih?" 

Sampai ke kalimat bijak tapi toxic,
"Gak usah cengeng, kamu kuat kok, gak boleh sedih, sabar aja!" 

Menurutku semua perasaan itu wajar tidak ada yang salah, boleh dirasakan. Contohnya perasaan kecewa atau sedih keduanya bagian dari sebuah rasa. Jadi, it's okay gapapa. Kalau kamu emang lagi ngerasain hal itu ya, rasain aja. Normal kok yang jadi masalah adalah...

"Jangan berlarut"

Dulu aku adalah tipe orang yang susah cerita kalau lagi ada masalah, karena aku punya prinsip. 

"Aku bisa selesaikan sendiri"

Tapi kebiasaan menolak itu perlahan runtuh setelah aku bertemu dengan seorang teman di perantauan yang sekarang sudah kuanggap seperti saudaraku sendiri. Awalnya dia sering bercerita kepadaku tentang banyak hal yang terjadi di hidupnya sampai aku berpikir kita se-frekuensi banyak kemiripan cerita yang di rasakan dan di alaminya. Hanya bedanya dia bisa dengan mudah terbuka denganku sedangkan aku tidak. Meskipun awalnya hanya mendengarkan saja perlahan aku menjadi tertarik untuk membagi bagaimana aku menyikapi masalahku. Kemudian kita saling menguatkan menjadi pribadi berguna satu sama lain. 

"Duduk dan dengarkan"

Ternyata aku baru sadar kalau bercerita dan mendengarkan itu ada banyak manfaatnya. Bukan hanya hati saja yang menjadi lega, aku yang tadinya berpikiran kuat/tegar pun jadi mengakui kalau diri ini hanya manusia rapuh. Bisa terluka dan kecewa. Jadi, jika kita merasa butuh tak ada salahnya mulai terbuka untuk bercerita. Tentu, dengan seseorang yang menurut kita tepat dan enak di ajak curhat. Tapi jika kamu belum menemukannya berceritalah dengan cara menulis. Kamu bisa menyimpannya sebagai refleksimu sendiri yang mungkin berguna suatu saat. 

Oiya, aku ingin merekomendasikan sebuah buku terbaik yang pernah kubaca, buku ini mungkin cocok saat kita sedang dilanda masalah. Awalnya aku mengira judulnya positif tapi agak toxic ternyata aku keliru. Aku jadi di ingatkan untuk tidak menilai segala sesuatu hanya dari luarnya saja. Baca dulu, pahami isinya dan maksudnya. Kamu pasti akan suka dengan buku Là Tahzan karya DR. 'Aidh al-Qarni "Jangan bersedih".

Buku yang kubaca pada akhir tahun 2015 yang kupinjam dari seorang teman. Semoga buku ini juga bisa menjadi pilihan bacaan untukmu. Dan mudah-mudahan kita selalu menyukai segala sesuatu yang bermanfaat dan bisa di pelajari. Karenanya aku juga berharap kamu mau mencobanya. Mencoba untuk tidak berlarut pada sebuah masalah.

Ingat, kamu sudah tumbuh menjadi manusia baik. Meski banyak hal mengecewakan terjadi di hidupmu tapi kamu tetap belajar menghadapinya dan enggan untuk berlarut. Kemarin adalah kamarin dan hari ini adalah hari barumu. Jadi, mari kita bergegas menjadi lebih baik lagi.

© ardidapb

Comments

Popular posts from this blog

Biar Tangan Berkata

  Banyak diam bukan menunggu di tanya Tak banyak bicara bukan tak bisa cerita Mengapa riuh diluar sana Memangnya salah dengan caranya Lalu bingung dan bertanya-tanya Barulah sadar ternyata gaduh tanpa kabar Tidak semua harus di bagi ke dunia maya Yang hilang hanya virtual nya saja Mudah sekali menilai segala sesuatunya Jadi bolehkah tidak terima Ternyata asumsimu salah Tapi ah tak usah lah Kan, tidak pernah berbagi suara Tidak saling memberi tahu apa maksudnya Nasihat datang begitu saja  Padahal minta pun tidak  Eh, ada loh tata caranya Kata-kata indah akan terdengar aneh Saat di lempar tapi malah tertampar Heran kenapa gitu jadinya Dengar dulu sebelum banyak menilai Tanyakan lagi apa cukup dengan mendengar Mungkin saja yang dicari hanya ruang Bukan tisu, kuping atau bahu Manusia tak suka luka Tapi kadang suka meluka Jadi susah memahaminya Hanya gara-gara tak banyak bicara Biar tangan yang berkata © ardidapb

Simpan Sunyi

"Simpan sunyi lahir dari sebuah keresahan yang mewakili banyak perasaan. Mencoba menyelami artinya merasa. Tentang menyampaikan apa yang ingin disampaikan, sekalipun itu tidak terdengar dan terlihat ambigu. Siapa peduli, katakan saja". Kali ini simpan sunyi hadir di tumblr setelah pindah dari Instagram. Alasannya simpan sunyi pindah ke aplikasi ini karena merasa menemukan kenyamanan, lebih sunyi. Selain mencoba sesuatu yang baru alasan pindah juga karena masalah teknis.  Di Instagram simpan sunyi di posting agak irit alias sedikit karena memang dalam bentuk pictures . Jadi, rencananya pindah ke tumblr mudah-mudahan bisa lebih bebas berekspresi. Lebih leluasa, agar fokus ke apa yang ingin ditulis bukan ke feed- nya saja. Kadang suka pusing mikirin hal-hal kecil yang ternyata ribet.  Di tumblr simpan sunyi belajar buat go public gak ada cerita gembok-gembok akun seperti di Instagram. Bukan apa-apa usernya pemalu. Ada pesan dari para senior baiknya karya di publ...

Suara-Suara di Kepala

Satu hari di bulan Juni, ada seorang teman yang bertanya kepadaku kenapa sekarang aku jadi pendiam? Bukannya dari dulu gitu. Katanya suka bicara dan berdiskusi? Nyatanya aku lebih senang mendengar dan bertanya. Hi  teman bicara, tempatnya berbagi pikiran dan keresahan. Kenapa ya belakangan ini aku merasa berlebihan? Sebentar, memangnya kamu sudah punya teman? Anggaplah sudah.  Oke lanjut. Ada banyak hal sepele yang terlalu kupikirkan yang justru membuatku semakin merasa cemas dan gelisah. Perasaan-perasaan tidak jelas itu sering muncul dan mengganggu pikiranku. Mungkin karena ada perubahan dengan rutinitasku sekarang atau mungkin karena planet kita sedang kedatangan monster , jadi manusia susah kemana-mana. Takut. Akhirnya menjadi beban bagi sebagian orang yang sedang mencoba beradaptasi. Sedang berusaha menerima dirinya di lingkungan yang baru. Perasaanku sering  up and down. Bisa sangat senang karena satu hal juga bisa sangat sedih karena hal ke...