Edisi berbagi cerita. Jujur, aku jarang sekali membahas tentang agama di blogku. Dan ini adalah tulisan pertama ku yang ada kaitannya dengan hal itu. Hanya ingin sharing sedikit tentang pengalaman dan pandangan ku. Semoga tulisan sederhana ini bisa berguna.
Ada satu pertanyaan dari adik kelas ku yang menurutku sederhana tapi juga susah. Awalnya kami cerita tentang pengalaman masing-masing sewaktu kuliah dulu, lalu merambat sampai ke pertanyaan ini.
"Kak satu kata, menurut kakak sholat itu apa sih?" Tiba-tiba percakapan yang tadinya lucu berubah jadi serius. Dalam hati sempat terpikir kenapa sama anak ini kok nanyanya gini.
"Kewajiban..." Jawab ku singkat.
"Coba kakak pikir-pikir lagi? Ada yang lain gak?" Suasana menjadi hening dan membingungkan. Akhirnya dia menyudahi sendiri dan mulai bercerita tentang pengalamannya.
"Waktu itu ada dosen yang nanya gitu kak, jadi semua mahasiswa di kelas itu di tanyain satu-satu dan rata-rata semua menjawab 'Kewajiban' termasuk aku. Tapi ada satu jawaban temanku yang bikin kami semua terharu dan kayaknya jawaban itu yang dicari dosen"
"Memang dia jawab apa?" Penasaran.
"Kebutuhan..." Jleb!
Setelah mendengar jawaban darinya. Perasaan ku campur aduk antara terharu juga sedih karena aku jadi merasa selama ini kayak gak ngerti apa-apa. Sekaligus senang setidaknya aku bisa belajar menjadikan sholat sebagai kebutuhan. Tapi disisi lain jawaban yang begitu dalam maknanya pasti tidak sembarangan diucapkan.
Mungkin saja itu hidayah yang dia dapat dengan susah payah. Jadi aku tidak bisa hanya dengan mengganti kata-katanya saja, benar-benar harus mengerti.
Ok, lalu bagaimana dengan jawabanku sholat itu kewajiban. Apa selama ini aku juga sudah mengerti? Benar-benar di prioritaskan? Sudah ditunaikan tepat waktu? Tidak banyak menunda? Kewajiban yang sungguh-sungguh dikerjakan? Bagaimana?
Renungan...
Hari itu, pikiranku dipenuhi dengan kegelisahan. Sehingga saat hendak mengambil wudhu pun aku masih banyak bertanya. Seharusnya memang begitu, aku yang butuh dan tidak boleh hanya menjadi sebuah omong kosong. Tak terasa, ternyata aku sedang menahan air mataku sendiri. Rasanya sulit dijelaskan dengan kata-kata. Aku menenangkan diriku dulu sebelum lanjut sholat dzuhur.
Menurutku jawaban dari pertanyaan tadi sakral sekali maknanya. Benar-benar telah merubah cara pandang ku selama ini. Terima kasih kepada seseorang yang aku tidak kenal siapa. Namun begitu menyentuh dan menyadarkan.
Betapa tidak berdayanya aku ketika berusaha mengerti apa maksudnya. Ternyata bukan hanya kerja saja yang ku jadikan kebutuhan untuk mendapatkan uang, lebih dari itu. Seperti halnya aku bisa menghirup udara untuk bisa bernapas. Seharusnya sholat pun bukan hanya sekedar kewajiban tapi juga sudah menjadi kebutuhan ku selama hidup di dunia. Karena bukan hanya tentang kata tapi juga makna sesungguhnya.
© ardidapb
ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
ReplyDelete