Skip to main content

Ceritanya Si Tomi

"Dek, kasih makan dulu tuh si Tomi..." Seru mama.

"Yusuf... anak kamu kelaparan. Tuh sana meng, gigit!" Aku menimpalinya dengan semangat. 

"Apa sih teh..." Sambar Yusuf kesal sambil menyuruh anaknya mendekat. Ternyata kata-kata ancaman itu lebih efektif membangunkan adek ku yang sedang tidur. Dia pun membawa anaknya keluar untuk sarapan dan berjemur.

Tomi, sudah seperti anggota keluarga kami haha. Pokoknya kalau pagi pasti heboh. Mama sih yang mulai duluan terus si Bintang yang sering bela si bontot Yusuf.

Kilas balik dua bulan yang lalu. Waktu itu ada suara anak kucing dari atap rumahnya nenek. Mama bilang Yusuf yang bantu turunin pakai tangga. Malamnya aku dengar cerita langsung dari si narasumber. Kata adek aku "Lucu banget, bulunya bagus, kayak hasil kawin silang antara kucing kota dan kucing kampung". Wkwkwk apaan sih suf.

Dari situlah si kucing menganggap adek ku seperti layaknya induk sendiri meskipun terdengar ngaco dan tidak mungkin. Tapi Tomi (nama kucingnya) sering ngikutin kemana pun dia pergi. Kemudian kami memutuskan untuk mengangkatnya sebagai anak. Haha, anak kucing piaraan maksudnya.

Perdebatan pun muncul, disatu sisi mama nolak karena takut kucingnya meninggal gak di rawat dengan baik. Tapi, disisi lain gak tega juga ngebiarin dia hidup menyendiri diluar sana. Ini karena adek aku rada bacrit makanya mama jadi ragu. Bilang iya-iya di urus tapi nanti orangnya sering pergi. 

Tomi sering tiba-tiba duduk disampingku tiap adzan subuh mungkin bantu bangunin kali ya, dia juga sering tidur diatas tangannya adek ku. Suka bolak-balik gak jelas kayak lagi nyetrika baju. Anaknya kagetan kalau ada barang jatuh dia bisa lari sejauh mungkin. Tapi, ramah sama orang baru dan berusaha mendekatkan diri supaya dapat makanan haha. Selalu menyambut siapa pun dengan antusias saat pintu rumah terbuka. 

"Meong..." Dan wajahnya memelas minta di elus. 

© ardidapb

Comments

  1. Selamat jalan, Kucing cerdas dan lucu. Sedih rasanya gak bisa berbuat apa-apa lihat dia tertabrak terus berusaha pulang ke rumah dengan pincang dan berdarah-darah. Rest in peace teman terbaik, terimakasih we love u so much... 🌻 (7 May 2021)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Biar Tangan Berkata

  Banyak diam bukan menunggu di tanya Tak banyak bicara bukan tak bisa cerita Mengapa riuh diluar sana Memangnya salah dengan caranya Lalu bingung dan bertanya-tanya Barulah sadar ternyata gaduh tanpa kabar Tidak semua harus di bagi ke dunia maya Yang hilang hanya virtual nya saja Mudah sekali menilai segala sesuatunya Jadi bolehkah tidak terima Ternyata asumsimu salah Tapi ah tak usah lah Kan, tidak pernah berbagi suara Tidak saling memberi tahu apa maksudnya Nasihat datang begitu saja  Padahal minta pun tidak  Eh, ada loh tata caranya Kata-kata indah akan terdengar aneh Saat di lempar tapi malah tertampar Heran kenapa gitu jadinya Dengar dulu sebelum banyak menilai Tanyakan lagi apa cukup dengan mendengar Mungkin saja yang dicari hanya ruang Bukan tisu, kuping atau bahu Manusia tak suka luka Tapi kadang suka meluka Jadi susah memahaminya Hanya gara-gara tak banyak bicara Biar tangan yang berkata © ardidapb

Simpan Sunyi

"Simpan sunyi lahir dari sebuah keresahan yang mewakili banyak perasaan. Mencoba menyelami artinya merasa. Tentang menyampaikan apa yang ingin disampaikan, sekalipun itu tidak terdengar dan terlihat ambigu. Siapa peduli, katakan saja". Kali ini simpan sunyi hadir di tumblr setelah pindah dari Instagram. Alasannya simpan sunyi pindah ke aplikasi ini karena merasa menemukan kenyamanan, lebih sunyi. Selain mencoba sesuatu yang baru alasan pindah juga karena masalah teknis.  Di Instagram simpan sunyi di posting agak irit alias sedikit karena memang dalam bentuk pictures . Jadi, rencananya pindah ke tumblr mudah-mudahan bisa lebih bebas berekspresi. Lebih leluasa, agar fokus ke apa yang ingin ditulis bukan ke feed- nya saja. Kadang suka pusing mikirin hal-hal kecil yang ternyata ribet.  Di tumblr simpan sunyi belajar buat go public gak ada cerita gembok-gembok akun seperti di Instagram. Bukan apa-apa usernya pemalu. Ada pesan dari para senior baiknya karya di publ...

Suara-Suara di Kepala

Satu hari di bulan Juni, ada seorang teman yang bertanya kepadaku kenapa sekarang aku jadi pendiam? Bukannya dari dulu gitu. Katanya suka bicara dan berdiskusi? Nyatanya aku lebih senang mendengar dan bertanya. Hi  teman bicara, tempatnya berbagi pikiran dan keresahan. Kenapa ya belakangan ini aku merasa berlebihan? Sebentar, memangnya kamu sudah punya teman? Anggaplah sudah.  Oke lanjut. Ada banyak hal sepele yang terlalu kupikirkan yang justru membuatku semakin merasa cemas dan gelisah. Perasaan-perasaan tidak jelas itu sering muncul dan mengganggu pikiranku. Mungkin karena ada perubahan dengan rutinitasku sekarang atau mungkin karena planet kita sedang kedatangan monster , jadi manusia susah kemana-mana. Takut. Akhirnya menjadi beban bagi sebagian orang yang sedang mencoba beradaptasi. Sedang berusaha menerima dirinya di lingkungan yang baru. Perasaanku sering  up and down. Bisa sangat senang karena satu hal juga bisa sangat sedih karena hal ke...